Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /customers/8/f/8/pejalansenja.com/httpd.www/wp-includes/media.php on line 783 Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /customers/8/f/8/pejalansenja.com/httpd.www/wp-includes/media.php on line 789 Menyusuri Celah Sempit Menuju Puncak Gunung Api Purba | Pejalan Senja
solo traveling

Menyusuri Celah Sempit Menuju Puncak Gunung Api Purba

Jadi sebelum tragedi tenggelamnya soulmate gw (baca: kamera), sempetlah gw buat menyambangi the famous Gunung Api Purba Nglanggeran di Patok – Gunung Kidul. Atau mungkin lebih tepatnya menyusuri celah sempit menuju Puncak Gunung Api Purba.
Baca juga tragedi di Gunung Kidul

Sekilas Info Dan Perjalanan Ke Puncak Gunung Api Purba Gunung Kidul

Selamat datang di Gunung Api Purba Gunung Kidul
Gunung Api Purba, Gunung Kidul ini secara fisiografis terletak di zona Pegunungan selatan Jawa Tengah – Jawa Timur. Dinamakan Gunung Api Purba karena dulunya memang sejarah geologisnya termasuk dalam gunung api yang berumur kurang lebih 70 juta tahun yang lalu. Gunung ini memiliki ketinggian dari permukaan laut sekitar 700 meter dan kontur dinding yang curam (kemiringan 45 derajat).
Bisa kita bayangin meskipun nggak terlau tinggi tapi lumayan curam untuk seorang amatir buat naik gunung seperti gw. Dan benar saja baru beberapa meter anak tangga di awal naik nafas gw sudah Senen-Kamis.

Tips buat yang masih amatir dalam hiking kayak gw: jalannya pelan-pelan aja. Nikmati setiap view yang ada. Pokoknya lupakan kalau lagi daki gunung – capek jadi gak berasa. 

Jangan terlalu banyak bawa barang juga – tapi air minum itu harus yak. Dan atribut buat naik gunung juga harus bikin nyaman, minimal safety (pakai sepatu gunung – jangan sendal jepit dan celana kargo itu menolong banget buat gerak). 

Menyusuri Celah Sempit Menuju Gunung Api Purba

Jam menunjukan pukul 11 siang dan matahari lumayan terik ketika gw mulai merasakan kalau kaki ini sudah mulai berat untuk melangkah naik. Yang seru saat hiking menuju puncak adalah di beberapa titik akan kita jumpai celah sempit menuju ke atas yang merupakan salah satu jalur pendakian.
Tapi jangan khawatir, track-nya aman buat pemula. Hanya saja buat yang fobia ruang sempit (claustrophobia) disarankan untuk menempuh jalur lain yang lumayan aman. Bagi gw sih lebih seru menyusuri celah sempit menuju puncak Gunung Api Purba yang ini. Karena jarang ditemui kondisi track yang lumayan bagus seperti ini.
Alamakkkk… tarik nafas dulu sebelum naik ke Puncak Gunung Api Purba
Untuk perbekalan minum dan makanan kecil jangan kuatir kehabisan karena di beberapa pos istirahat nanti bakal tersedia minuman dan snack asal kita sedia uang buat beli.

Dan lagi-lagi yang menjadi perhatian gw adalah sampah, sampah dan sampah, masih banyak di sana sini botol bekas minuman yang berserakan karena kurang pedulinya pengunjung akan kebersihan lingkungan. 

Related Post
Di awal kita memang ditarik uang untuk pemeliharaan kawasan wisata sebesar Rp 10.000 per orang. Dan gw yakin nominal itu jauh dari cukup untuk pemeliharaan area ekowisata Gunung Api Purba jadi jangan merasa kalian sudah bayar dan kemudian berlaku semena-mena sama alam tempat kita berwisata.
Merenungi Kejombloan di Puncak Gunung Api Purba
Gunung Api purba bisa jadi salah satu tempat yang ideal untuk camping mengingat beberapa spot sangat bagus view nya dan memang ditopang dengan area yang mudah dijangkau menurut gw. Jadi kepingin buat summit dan chasing sunrise di sana.
Hampir 2 jam gw hiking dan sesekali berhenti untuk mengatur nafas. Yah maklum bagi gw yang jarang naik gunung track kali ini lumayan bikin kewalahan. Hahahahaha….
Cuma seperti gw bilang di awal kalau di beberapa titik saya sangat enjoy dengan track yang berupa celah sempit dan di akhir menuju puncak kita akan sedikit merambat naik untuk bisa sampai di posisi puncak gunung.

Cukup waktu 2 jam lebih dikit dan ….. I am at the top of the mountain. 

Di Puncak Gunung Api Purba Gunung Kidul Yogyakarta

Lelah saya terbayar sudah ketika sampai di puncak, di kanan Nampak dari jauh Embung Nglanggeran, sebuah kolam buatan yang bagussss banget, dan di seberang sana, terlihat puncak lain Gunung Api Purba. Gak cukup banyak waktu saya coba enjoy, duduk di tepian puncak. Udara panas tak terasa mengingat semilir angin di atas lumayan kenceng. 
Merenung lagi….
Dirasa sudah lumayan baper kalau kata anak sekarang, gw memutuskan untuk turun. Haus, lapar dan cape sudah pasti. Di perjalanan turun pun, gw mampir di warung es degan milik Bu Eti.
Ah lagi haus hausnya ada es kelapa muda dan cemilan lain. Murahhh… Cukup bayar Rp 8.000 dan nyesss tenggorokan gw langsung adem dibuatnya. Gw mengistirahatkan kaki sejenak dan berbincang dengan beberapa pengunjung yang mampir di warung Bu Eti.

Meninggalkan Gunung Api Purba

Track turun yang gw lalui nampaknya beda dari track naik tadi, view nya pun beda. Beberapa kali gw coba berhenti di pos yang tersedia gazebo di masing-masing posnya. Beberapa muda-mudi yang asik mojok pun terlihat asik ber-swa-foto (selfie) bersama.
Puncak Gunung Api Purba Gunung Kidul – tempat cocok untuk kemping di Yogyakarta
Perhatian gw tertuju dan menyimpulkan kalau mereka mungkin naik dengan kondisi seadanya. Memang sih, untuk jarak tempuh dengan ketinggian sekitar 700 meter tidak memakan waktu lumayan lama. Tapi, seperti yang gw tulis di atas, perlu diperhatikan pula safety tools dan safety rules untuk naik gunung.
Sangat tidak dianjurkan naik gunung memakai sandal jepit dan celana jeans ketat. Karena mobilitas dan ruang gerak yang lumayan aktif maka dianjurkan memakai sepatu hiking dan celana cargo agar memudahkan dalam pendakian. Ya basically sih itu aja dan tetep jaga kebersihan alam sekitar kita dengan gak buang sampah sembarangan.

Hal yang sama yang gw tegaskan untuk mengunjungi Teluk Kiluan sebelumnya (dan mungkin akan terus gw tegaskan dalam setiap tulisan gw… SAYANGI ALAM seperti loe menyayangi pacar loe! Eh, bukan pacar orang yeee, remembuh dat.)

Memang hal-hal seperti d iatas perlu banget untuk diingatkan kepada setiap pengunjung. Seperti kita tahu, kalau bukan kita siapa lagi yang menjaga alam kita.
Dan intinya tetep enjoy di setiap kita berada di tempat wisata karena tujuan kita datang bukan untuk pamer kalau kita sudah pernah ke tempat itu namun lebih ke kita menikmati wisata itu dengan cara kita masing-masing.


Climb the mountains not so the world can see you but so you can see the world (sumber: lupa – maafkeun)

Salam lestari untuk negeri …. See you on the next journey ….

This post was last modified on 3 Juni 2019 9:09 am

PejalanSenjaIndonesia

hallo.. saya Iwan, seorang pejalan yang merindukan 'rumah' nya selalu. penyuka kopi dan kabut pegunungan. mencoba mengabadikan tiap sudut perjalanan dengan tutur cerita dan sedikit berkisah.

View Comments

  • Eh busyet itu pake lewat lorong sempit macam itu, kalo body nya subur pasti ngak lewat lah yaa

    • gak sempit sempit banget kok maz toro, cuma yang fobia ruang sempit disarankan cari jalan lain aja dan kalo soal yang subur subur mah asal muat sih bisa lewat itung-itung buat bergaya seperti model iklan susu diet hehehehe

    • ayo disempetin mas, musim hujan biasanya viewnya lebih kece diatas.. jgn lupa sensasi lewati celah sempitnya itu yaaa...

Share

Recent Posts

Menilik Buddha Stupa dan Perjalanan Menuju Pokhara

Pagi hari tepat pukul 05.00 waktu Nepal saya sudah bersiap untuk bangun, niatnya sih untuk…

3 tahun ago

Inerie, Primadona yang Menaungi Kampung Bena di Bajawa

Menikmati perjalanan di Kampung Adat Bena, Bajawa - Flores dan juga pengalaman menuju puncak Gunung…

5 tahun ago

Nyanyian Merdu di Mbaru Niang

Bunyi mesin mobil lambat laun mulai lirih, laju rodapun perlahan mulai melambat. Enam jam perjalanan…

5 tahun ago

Sudut Indah di Kotagede, Sisa Kemegahan Mataram Dahulu Kala

Sedikit yang saya tahu  justru membuat saya akan lebih penasaran akan suatu tempat atau kultur…

5 tahun ago

Karakteristik Backpack Untuk Aktifitas Keseharian

Where can you put all of your stuffs and carry without backpack? Pasti ada alasan…

5 tahun ago

Pictures with Thousand Words

Katanya, foto yang baik, bisa mengungkap ribuan kata. Picture talks thousand words. Kalau foto-foto saya…

5 tahun ago

This website uses cookies.